Penulis sejarah, cagar budaya, dan sosial-budaya.

Arti Penting Data Sejarah dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya

Sistem Registrasi Cagar Budaya dibentuk sebagai pelaksanaan dari salah satu pasal yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Sistem ini dibuat oleh pemerintah untuk mencatat tinggalan-tinggalan yang diduga objek cagar budaya. Adapun objek-objek tersebut dapat berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan. Selain kelima objek tersebut, objek-objek yang disimpan di museum juga dapat dicatat dalam sistem jika memenuhi syarat sebagai cagar budaya. Pencatatan tersebut dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah melalui dinas yang terkait dengan bidang kebudayaan. Salah satu bagian yang harus dicatat dalam sistem ini adalah sejarah mengenai objek yang diduga sebagai cagar budaya tersebut. Tapi, dalam pelaksanaannya masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam usaha pencatatan sejarah suatu objek yang diduga cagar budaya.

Album Cagar Budaya Nasional I (2013-2016): Khasanah Cagar Budaya Indonesia

Album dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti buku tempat menyimpan kumpulan foto, potret, perangko, dan sebagainya. Sehingga album dapat menjadi salah satu perekam memori yang baik karena menyimpan kumpulan foto. Hal tersebut juga yang menjadi tujuan dibuatnya “Album Cagar Budaya Nasional Indonesia” agar Cagar Budaya yang sangat penting bagi bangsa terdokumentasi dalam sebuah album. Cagar Budaya yang berada pada album ini merupakan Cagar Budaya yang telah berpredikat Cagar Budaya peringkat Nasional. Artinya, Cagar Budaya Nasional memiliki arti penting tidak hanya untuk kabupaten atau kota dan provinsi saja, namun Indonesia secara luas.

Benteng Lohayong Solor, Hancur karena Gempa Bumi

Dewasa ini, ramai dibahas masalah potensi tsunami di Jawa bagian selatan. Salah satu faktor yang membuat tsunami bisa terjadi adalah gempa bumi. Djauhari Noor dalam Pengantar Mitigasi Bencana Geologi menyebut jika daerah selatan Jawa hingga Bali dan Nusa Tenggara merupakan tempat pertemuan Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Pergerakan kedua lempeng tersebut membuat gempa bumi yang kadang disusul dengan tsunami bisa terjadi.

Gejolak Bumi di Batavia Tempo Dulu

Masih segar dalam ingatan warga Jabodetabek dan sekitarnya yang dikejutkan oleh suara dentuman keras pada 11 April dini hari lalu. Beberapa portal berita menyebut sumber suara dikaitkan dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau, dan ada juga yang mewartakan suara tersebut berasal dari petir di Gunung Salak. Hingga tulisan ini diterbitkan, masih belum ditemukan jawaban yang pasti terkait asal muasal suara dentuman tersebut.

Laju Bus Bintang di Bumi Priangan

Sejak Jumat 24 April lalu, masyarakat Indonesia mulai menjalankan ibadah puasa. Selain berpuasa, normalnya masyarakat Indonesia juga akan mempersiapkan hajatan besar tiap tahun, yaitu mudik untuk berlebaran ke kampung halaman. Akan tetapi, Ramadan kali ini berbeda seperti sebelumnya karena pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 terkait larangan mudik yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.

Jejak Mitigasi Bencana Kelud dari Masa Klasik hingga Kolonial

“Naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali, kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara..” Penggalan lirik lagu di atas sudah tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Lagu ciptaan Saridjah Niung atau yang lebih kita kenal dengan Ibu Sud ini biasa dinyanyikan oleh anak-anak, utamanya saat bepergian ke gunung. Letak Indonesia di Cincin Api Pasifik, membuat banyak gunung api tersebar di seantero negeri ini.

Mengingat Krakatau dari Catatan Masa Lalu

Gelombang tsunami membuat banyak masyarakat menjadi korban. Selat Sunda menjadi berbahaya untuk dilewati kapal-kapal. Kehancuran tidak hanya terjadi di Banten. Daerah Lampung ikut porak-poranda akibat letusan Krakatau seperti yang dilaporkan pejabat pemerintah setelah kunjungan ke Sumatera pada September 1883. Dalam laporan lain, Residen Palembang juga melaporkan jika gempa laut yang terjadi membuat Teluk Betung menjadi hancur.

Gerbong Maut Saksi Perjuangan Rakyat Bondowoso

Gerbong maut itu terpajang di bagian tengah Museum Brawijaya, Malang. Gerbong kereta api tua berwarna abu-abu itu ditempatkan dalam cungkup sederhana beratap seng, berpilar besi, dan dikelilingi pagar besi. Gerbong dengan empat roda ini mempunyai panjang 5,27 meter, lebar 2,82 meter, dan tinggi 3,34 meter. Di bagian tengah roda, tertulis SS 1920, berarti milik perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda (Staats Spoorwegen) yang dibuat pada 1920.

Rumah Betang Panjang Saham, Rumah Panjang Berusia 143 Tahun

Rumah Betang Panjang Saham Rumah merupakan bangunan yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal dan tempat berlindung. Rumah juga merupakan tempat bagi keluarga untuk berkumpul dan bercengkrama. Kini banyak ditemui rumah dengan berbagai bentuk. Akan tetapi, ada satu bentuk rumah yang hanya dapat ditemui di Kalimantan. Rumah dengan bentuk yang tinggi dan memanjang yang biasa disebut Rumah Betang.

Tugu Lilin Surakarta Penjaga Api Semangat Kebangkitan Nasional

Usaha untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional telah muncul sebelum kemerdekaan Indonesia. Pada 1933, untuk memperingati 25 tahun berdirinya Boedi Oetomo, Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI) berinisiatif untuk mendirikan tugu. Seperti yang dijelaskan oleh Bambang Eryudhawan dalam 100 Tahun Kebangkitan Nasional Jejak Boedi Oetomo: Peristiwa, Tokoh, dan Tempat (2008). Berdasarkan prakarsa tersebut, dibentuklah panitia yang terdiri atas tujuh orang yang dipi

Arca Buddha Tertua Itu Kini Berstatus Cagar Budaya Peringkat Nasional

Jejak berbagai bangsa di Nusantara Pedagang yang berasal dari berbagai bangsa di masa lalu banyak berkunjung ke Kepulauan Indonesia untuk mendapatkan rempah-rempah. Tercatat, Portugis, Spanyol, Belanda, Tiongkok, dan India adalah beberapa contoh di antaranya. Tidak sedikit dari bangsa-bangsa tersebut yang meninggalkan jejaknya di wilayah Kepulauan Indonesia, baik berupa benda, bangunan, dan bentuk lainnya.

13 Cagar Budaya Siap Menjadi Peringkat Nasional

Naskah rekomendasi yang tertunda untuk dibahas karena data yang belum lengkap menjadi prioritas dalam pembahasan Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN) minggu terakhir Oktober lalu di Pontianak, Kalimantan Barat. Di antaranya benda koleksi Museum Nasional, Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro, dan Lapangan Merdeka dan Tugu Nasional. Beberapa objek yang berasal dari Pulau Kalimantan juga menjadi bagian bahasan yang secara keseluruhan berjumlah tiga belas naskah rekomendasi.
Load More Articles